5 Tips Memilih Ukuran Helm yang Tepat

5 Tips Memilih Ukuran Helm yang Tepat

Coba jujur, seberapa serius Anda saat memilih pelindung kepala? Menerapkan tips memilih ukuran helm yang tepat seringkali kita anggap sepele, bukan?

Padahal, ini bukan sekadar tentang mematuhi aturan lalu lintas atau sekadar tampil gaya. Ini adalah tentang melindungi aset Anda yang paling tak ternilai, yaitu kepala Anda.

Salah memilih ukuran, entah itu terlalu besar atau kekecilan, bisa sangat fatal akibatnya. Jadi, mari kita kupas tuntas bersama cara memilih helm yang pas sempurna, agar setiap perjalanan Anda bukan hanya super aman, tetapi juga luar biasa nyaman!

Mengapa Ukuran Helm Sangat Penting

Sebelum kita bedah tips-tipsnya, Anda harus benar-benar paham mengapa ukuran helm ini menjadi isu yang sangat krusial.

Anggap saja helm Anda memiliki dua misi suci, yaitu memberikan perlindungan absolut saat terjadi hal yang tidak diinginkan dan menjaga kenyamanan Anda sepanjang perjalanan. Kedua misi ini akan gagal total jika ukurannya tidak pas.

Bayangkan Anda menggunakan helm yang kebesaran. Saat terjadi benturan, helm tersebut bisa berputar atau bahkan terlepas dari kepala Anda sebelum sempat memberikan perlindungan. Ngeri, bukan?

Sebaliknya, jika helm terlalu sempit, bersiaplah untuk merasakan pusing dan sakit kepala yang menyiksa. Ini bukan lagi soal ketidaknyamanan, tetapi sudah menjadi distraksi serius yang bisa membahayakan konsentrasi Anda di jalan.

Jadi, menemukan ukuran yang pas itu hukumnya wajib! Helm ideal itu harus terasa seperti pelukan yang erat dan mantap di kepala Anda, tanpa ada rasa sakit sedikit pun.

Panduan Tips Memilih Ukuran Helm Akurat

Sudah siap untuk menemukan helm idaman Anda? Lupakan cara-cara lama seperti menebak ukuran berdasarkan helm teman atau hanya karena tergoda dengan motifnya.

Memilih helm itu ada seninya, butuh sedikit ‘ritual’ agar hasilnya pas dan mantap. Ayo, ikuti lima tips memilih ukuran helm ini, dan kami jamin Anda akan pulang membawa pelindung kepala terbaik yang pernah Anda miliki.

1. Ukur Lingkar Kepala Anda Terlebih Dahulu

Langkah pertama yang tidak boleh Anda lewatkan adalah ‘berkenalan’ dengan ukuran presisi kepala Anda sendiri. Jangan mengira-ngira! Ambil pita ukur fleksibel, seperti yang biasa dipakai penjahit, dan mari kita mulai mengukur.

Caranya gampang sekali, sebagai berikut:

  1. Lingkarkan pita ukur mengelilingi bagian terlebar dari kepala Anda.
  2. Posisikan pitanya tepat di atas alis Anda (kira-kira 1-2 cm) dan di atas telinga. Titik ini adalah lingkar terluas kepala Anda.
  3. Lihat angka yang tertera dalam satuan sentimeter (cm). Nah, catat angka itu baik-baik!

Angka inilah yang akan menjadi panduan awal Anda untuk melihat tabel ukuran atau size chart helm. Setiap merek mungkin punya standar yang sedikit berbeda, tapi berikut adalah patokan umum yang bisa Anda andalkan.

  • Ukuran XS (Extra Small) biasanya untuk lingkar kepala 53-54 cm.
  • Ukuran S (Small) biasanya untuk lingkar kepala 55-56 cm.
  • Ukuran M (Medium) biasanya untuk lingkar kepala 57-58 cm.
  • Ukuran L (Large) biasanya untuk lingkar kepala 59-60 cm.
  • Ukuran XL (Extra Large) biasanya untuk lingkar kepala 61-62 cm.
  • Ukuran XXL (Double Extra Large) biasanya untuk lingkar kepala 63-64 cm.

Ingat ya, ini baru langkah pembuka. Ada faktor lain yang sama pentingnya.

2. Pahami Bentuk Kepala Anda

Nah, ini dia rahasia yang jarang orang tahu! Ukuran lingkar kepala dalam sentimeter saja ternyata tidak cukup. Anda juga harus mengenali bentuk kepala Anda, karena tidak semua kepala diciptakan sama.

Pada dasarnya, para produsen helm mengakui tiga bentuk kepala utama, diantaranya:

  1. Round Oval (Bulat Oval), yaitu bentuk kepala yang terasa hampir sama lebar dan panjangnya.
  2. Intermediate Oval (Oval Menengah), merupakan bentuk kepala yang sedikit lebih panjang daripada lebarnya. Kabar baiknya, ini adalah bentuk kepala mayoritas orang, jadi kebanyakan helm di pasaran dibuat untuk tipe ini.
  3. Long Oval (Oval Panjang) adalah bentuk kepala yang terasa lebih ramping di samping tapi lebih panjang dari depan ke belakang.

Kenapa ini penting? Karena helm yang dibuat untuk kepala bulat akan terasa menyakitkan di dahi jika dipakai oleh Anda yang berkepala lonjong. Anda akan merasakan “hot spots” atau titik tekan yang sangat tidak nyaman. Jadi, jangan ragu untuk mencoba beberapa merek, karena setiap merek punya cetakan khas yang mungkin lebih cocok untuk Anda.

3. Coba Helm Sebelum Membeli

Teori sudah, sekarang waktunya praktik! Aturan emas dalam dunia perhelman adalah JANGAN PERNAH membeli helm tanpa mencobanya langsung. Rasakan sendiri sensasinya.

Saat Anda mengenakan helm, helm baru yang ukurannya pas harus terasa sedikit ‘melawan’ atau sempit saat masuk. Jika helm langsung meluncur mulus tanpa hambatan, itu pertanda ukurannya terlalu besar untuk Anda.

Begitu helm terpasang, pejamkan mata sejenak dan rasakan. Apakah busa pipi atau cheek pads menekan pipi Anda dengan mantap? Sampai-sampai jika Anda mencoba bicara, bagian dalam pipi terasa sedikit tergigit. Itu bagus!

Pastikan juga tidak ada ruang kosong antara dahi dan liner helm. Rasakan dengan saksama, adakah titik yang terasa menekan dan berpotensi membuat sakit kepala?

4. Lakukan Tes Gerakan Sederhana

Helm sudah terpasang dengan nyaman? Tali pengikat sudah dikencangkan (pastikan hanya ada ruang untuk dua jari di antara tali dan dagu)? Eits, jangan buru-buru ke kasir! Lakukan dulu beberapa ‘tes goyang’ sederhana ini untuk validasi akhir, seperti:

  • Tes Goyang (Shake Test) dengan cara coba gelengkan kepala ke kiri-kanan dan anggukkan ke atas-bawah dengan sedikit lebih cepat. Apa yang terjadi? Helm yang pas akan diam di tempat, seolah menyatu dengan kepala Anda. Kulit di pipi dan dahi Anda harusnya ikut tertarik oleh busa helm. Jika helmnya malah ‘menari’ sendiri atau bergeser, lupakan saja, itu artinya terlalu longgar.
  • Tes Dorong (Roll-Off Test). Untuk tes ini, Anda perlu meminta bantuan staf toko. Tundukkan kepala Anda, lalu minta ia mencoba mendorong helm dari bagian belakang ke arah depan. Helm yang aman tidak akan pernah bisa terlepas dengan cara ini.

Saran kami? Pakai helm itu setidaknya selama 5-10 menit di dalam toko. Berjalan-jalanlah sedikit. Dengan begini, Anda bisa merasakan apakah ada potensi ketidaknyamanan yang baru muncul setelah pemakaian beberapa saat.

5. Perhatikan Kondisi Busa dan Interior

Satu hal terakhir yang perlu Anda ingat, busa helm baru itu seperti sepatu baru. Ia butuh masa penyesuaian atau yang kita sebut periode break-in. Busa interior akan sedikit memadat sekitar 15-20% setelah dipakai beberapa kali.

Jadi, jika saat pertama kali mencoba Anda merasa helm itu sedikit ketat, itu justru pertanda yang sangat baik! Artinya, setelah break-in, ukurannya akan menjadi pas sempurna.

Seiring berjalannya waktu, Anda pasti akan merasakan tanda busa helm kempes dan cengkeramannya mulai berkurang. Jika helm sudah terasa goyang dan tidak lagi memeluk kepala, ini adalah sinyal alam bahwa sudah tiba waktu ganti helm baru, meskipun helm Anda belum pernah jatuh sama sekali.

Kesalahan Umum Saat Membeli Helm

Agar Anda tidak salah langkah, ayo kita intip beberapa ‘dosa’ yang paling sering dilakukan para pengendara saat membeli helm. Dengan mengetahui ini, Anda bisa menjadi pembeli yang jauh lebih cerdas dan sadar akan keselamatan.

Membeli Online Tanpa Mencoba

Tergiur dengan diskon besar di toko online? Tentu menggiurkan, tapi risikonya sangat tinggi! Ukuran “L” dari merek A bisa terasa sangat berbeda dengan ukuran “L” dari merek B. Jangan sampai helm impian yang Anda pesan online ternyata tidak bisa dipakai karena tidak pas.

Mengabaikan Bentuk Kepala

Ini adalah jebakan klasik. Anda terlalu fokus pada angka sentimeter tapi lupa kalau bentuk kepala kita semua unik. Hasilnya? Anda membeli helm dengan lingkar kepala yang benar, tapi terasa sakit luar biasa di dahi atau pelipis.

Memilih Helm Terlalu Longgar

Inilah kesalahan paling fatal dan paling umum. Banyak orang berpikir “nyaman” itu sama dengan “longgar”. Salah besar! Helm keselamatan harus memeluk kepala Anda dengan erat. Rasa ‘terpeluk’ itulah yang menandakan helm siap melindungi Anda.

Mengutamakan Tampilan Daripada Fungsi

Kita semua suka hal yang indah. Grafis pembalap idola atau warna-warna cerah memang menggoda iman. Tapi, tanyakan pada diri Anda, apa gunanya helm keren jika tidak pas dan tidak aman? Selalu utamakan kecocokan ukuran dan standar keselamatan (cari logo SNI, DOT, atau ECE), baru setelah itu pikirkan soal gaya.

Kesimpulan

Jadi, bagaimana? Tidak sesulit yang Anda bayangkan, kan? Memilih ukuran helm yang benar-benar pas itu pada dasarnya adalah bentuk investasi paling cerdas untuk keselamatan kepala Anda.

Prosesnya mungkin akan memakan waktu sedikit lebih lama di toko, harus mencoba satu per satu dan melakukan tes ini-itu. Tapi percayalah, semua usaha itu akan terbayar lunas dengan rasa aman dan nyaman yang tak ternilai di setiap kilometer perjalanan Anda.

Ingat selalu lima langkah tadi, hindari kesalahan-kesalahan umum, dan jangan pernah lagi mengorbankan keselamatan demi alasan apa pun. Selamat berkendara dengan aman!

Rawat Motor Anda Seperti Anda Merawat Diri Sendiri

Memilih helm yang tepat adalah langkah pertama yang cerdas untuk melindungi diri Anda. Langkah selanjutnya adalah memastikan kendaraan yang Anda tunggangi juga berada dalam kondisi puncak keamanannya. Performa motor yang prima, mulai dari rem yang pakem hingga mesin yang responsif, adalah bagian tak terpisahkan dari keselamatan berkendara.

Di Manja Motocare, kami memahami pentingnya perawatan motor yang detail dan profesional. Tim ahli kami siap membantu Anda menjaga motor kesayangan Anda tetap dalam kondisi terbaiknya, mulai dari servis rutin, ganti oli berkualitas, hingga pengecekan komponen vital lainnya. Jadikan keselamatan sebagai gaya hidup, baik untuk diri Anda maupun kendaraan Anda. Kunjungi Manja Motocare dan biarkan kami merawat motor Anda dengan sentuhan profesional.

Recent Post

PROMO 99 RIBU

Hanya 99ribu dapat tiga treatment yaitu cuci motor, poles motor, dan ISI ANGIN SELAMANYA!